Minggu, 15 Mei 2022

Tugas Besar Etika Profesi Mutiara Santi H 20101136

                                                                                  




                                                                          BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Etika profesi pada dasarnya Secara umum, pengertian etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam kehidupan manusia.

Etika profesi atau kode etik profesi sangat berhubungan dengan bidang pekerjaan tertentu yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau konsumen. Konsep etika tersebut harus disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berada di lingkup kerja tertentu, misalnya; dokter, jurnalistik dan pers, guru, engineering (rekayasa), ilmuwan, dan profesi lainnya. Kode etik profesi ini berperan sebagai sistem norma, nilai, dan aturan profesional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/ baik, dan apa yang tidak benar/ tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, kode etik profesi dibuat agar seorang profesional bertindak sesuai dengan aturan dan menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi.

AirAsia adalah maskapai Malaysia bertarif murah. Maskapai ini mengoperasikan penerbangan domestik dan internasional di kota-kota besar seluruh Asia. AirAsia merupakan pelopor maskapai penerbangan bertarif murah di Asia. AirAsia di Indonesia merupakan anak perusahaan dengan saham sebesar 49%. Maskapai ini memulai operasinya pada Tahun 2000 dengan nama Awair, namun semua penerbangan dihentikan pada Maret 2002. AirAsia mulai beroperasi lagi Pada Desember 2004 di dalam negeri sebagai anak perusahaan dari AirAsia, setahun kemudian namanya diubah menjadi Indonesia AirAsia.

PT AirAsia Indonesia Tbk yang disebut (Perseroan) menyadari akan pentingnya arti implementasi Good Corporate Governance (GCG)sebagai salah satu alat untuk mengningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnis jangka Panjang secara berkesinambungan,tidak hanya bagi pemegang saham(shareholder)namun juga segenap pemangku kepentingan (stakeholders).untuk itu,Perseroan berkomitmen mengimplementasikan GCG (Good Corporate Govermance) secara konsisten yang salah satunya dilakukan melalui penerapan etika bisnis dan etika kerja (Code of Conduct).Pedoman ini berlaku untuk seluruh individu yang bertindak atas nama Perseroan baik Dewan Kominsaris,Direksi maupun karyawan yang selanjutnya disebut Insan Perseroan,Entitas Anak Perseroan dan Perusahaan afiliasi dibawah pengadilan,pemegang saham serta seluruh Stakeholder atau mitra kerja yang melakukan bisnis dengan Perseroan.

Code of Conduct adalah sekumpulan komitmen dari Etika Bisnis Perusahaan dan Etika Kerja Insan Perseroan yang disusun untuk mempengaruhi,membentuk,mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai keluaran yang konsisten yang sesuai dengan nilai-nilai budaya Perseroan yang mencapai visi dan misi Perseroan.

Perseroan senantiasa mendorong kepatuhan terhadap standar etika dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya,serta mewajibkan seluruh pimpinan dari setiap tingkat Perseroan,bertanggung jawab untuk memastikan bahwa etika bisnis dan etika kerja dipatuhi dan dijalankan dengan baik pada jajaran masing masing.Sebagai pedoman yang bersifat dinamis,Code of Conduct Perseroan akan dikaji secara berkala dan berkelanjutan sesuai dengan dinamika usaha yang terjadi.Namun demikian,dalam setiap perubahannya Perseroan tidak akan mengorbankan nilai-nilai yang telah ada demi keuntungan jangka pendek semata.

A. Rumusan dan Batasan Masalah

1)     Tentang call center terhadap komplain yang ditanggapi secara sepele.

2)     Prosedur pemesanan tiket yang harus menunggu berjam – jam meskipun sudah memesan via telepon.

3)     Menerapkan biaya tambahan saat penumpang ingin melakukan penggantian tanggal penerbangan.

4)     Tidak adanya kompensasi pengembalian dana saat penumpang ingin membatalkan jadwal penerbangannya.

5)     Perhatian yang terkadang kurang terhadap konsumen.

6)      Kelebihan bagasi yang diharuskan membayar harga mahal pada saat akan melakukan check-in. Kebijakan seperti ini lah yang membuat para konsumen sering mengeluh dan sering komplain kepada PT. Airasia Indonesia.

Berdasarkan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan baik itu waktu, tenaga, dan pikiran sehingga membatasi masalah ini tentang “Analisis Kepuasan Konsumen Atas Pelayanan Staff PT. Airasia Indonesia

BAB II

KAJIAN DAN EVALUASI ETIKA PROFESI

A.     Kajian

Manajemen Operasional Perusahaan Jasa Dalam melaksanakan produktivitas (kinerja) suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produktivitas (kinerja) yang dikenal sebagai manajemen produktivitas (kinerja) atau manajemen operasi. Melalui kegiatan operasi, segala sumber daya masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang setengah jadi, atau jasa. Kegiatan operasi merupakan kegiatan kompleks, yang mencakup tidak saja pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan operasi, tetapi juga mencakup kegiatan teknis untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang memenuhi spesifikasi yang diinginkan (Yamit, 2001). Kegiatan untuk meningkatkan kegunaan barang dan jasa sering dikenal sebagai kegiatan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan demikian dibutuhkan kegiatan manajemen Yamit (1998).

Ketika pertama kali beroperasi lima tahun lalu, AirAsia menghentakkan dunia penerbangan dengan semangat tarif murah. Hanya dengan dua armada, maskapai baru ini melawan dominasi pemain lama yang sudah sangat mapan, Singapore Airlines. Hasilnya, mereka berhasil menggerogoti pangsa pasar yang sudah ada. AirAsia mulai dengan misi membuat tarif terjangkau, sehingga siapapun bisa terbang. Awalnya dengan empat rute dan dua pesawat jenis Boeing 737-300. Tarif rendah tersebut tentunya menjadi berita baik bagi banyak orang yang rata-rata belum pernah bepergian dengan pesawat terbang. Ada beberapa strategi yang dilakukan AirAsia demi memenangkan persaingan dalam industri penerbangan.

Pertama adalah penawaran tarif rendah dengan target warga Asia yang cukup puas bepergian tanpa embel-embel makanan. Sebagai ganti ditawarkan Snack Attack (serangan cemilan) atau makanan kecil dan minuman yang tersedia di atas pesawat dengan harga terjangkau dan disiapkan secara khusus untuk para pelanggan AirAsia. Dengan begitu pelanggan memiliki pilihan untuk membeli makanan di atas pesawat. Strategi lainnya, yaitu operasi optimalisasi biaya. Intinya, AirAsia berusaha memaksimalkan keuntungan, tetapi tetap menyediakan tarif rendah dengan layanan berkualitas. Maskapai tersebut mengoptimalisasi biaya dengan mempercepat pergantian, meningkatkan pemanfaatan pesawat dan efisiensi kru, serta menyediakan layanan tanpa embel-embel seperti makanan. Mereka juga memutuskan menggunakan satu jenis pesawat untuk menghemat biaya pelatihan.Mengenai pergantian pesawat, AirAsia mematok waktu 25 menit. Bisa dikatakan yang tercepat dalam industri penerbangan. Dengan demikian, pesawat bisa dimanfaatkan secara maksimal, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pada penentuan tarif. Selain itu, AirAsia memberikan layanan praktis agar kegiatan bepergian menjadi lebih mudah dan terjangkau. Dalam hal ini, para pelanggan AirAsia bisa melakukan reservasi melalui kombinasi beberapa cara. Pertama melalui pusat layanan telepon nasional untuk reservasi. Sampai saat ini manajemen telah menyediakan 180 jalur telepon. Layanan yang mulai dibuka April 2002 itu, kini rata-rata menerima 6.000 panggilan tiap harinya.

Strategi kedua adalah layanan tanpa tiket, dibuka 18 April 2002. layanan ini melengkapi reservasi online dan pusat layanan telepon AirAsia dengan menyediakan alternatif murah.

Ketiga, jalur pembayaran dipermudah dengan pendekatan atau moto, Mudah untuk Reservasi, Mudah untuk Membayar dan Mudah untuk Terbang.

Keempat, Reservasi tiket melalui internet. AirAsia menawarkan kemudahan membeli kursi dengan mengunjungi website-nya di www.ariasia.com. Tidak perlu angkat telepon maupun mengantre. Sejak dibukanya fasilitas penjualan online pada 10 Mei 2002, maskapai tersebut telah mencatat penjualan lebih dari 30 juta ringgit Malaysia lewat internet saja. Kemudahan reservasi ditingkatkan dengan memperkenalkan reservasi melalui SMS, di mana pelanggan dapat mereservasi kursi, mengecek jadwal penerbangan dan mendapatkan informasi terbaru promosi-promosi AirAsia dari telepon selulernya, sejak Agustus 2003. Bisa dikatakan, AirAsia menjadi maskapai penerbangan pertama di dunia yang menerapkan cara ini.

B.     Evaluasi

Dalam evaluasi atau upaya meningkatkan layanan konsumen adalah raja, AirAsia memperkenalkan website multibahasa, yakni Malaysia, Mandarin, Tamil, Thailand dan Indonesia. Bagaimana dengan keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama. Dikatakan bahwa Armada milik AirAsia memenuhi semua persyaratan Keselamatan Penerbangan Internasional dan diregulasi oleh Departemen Penerbangan dengan reputasi internasional.

1.      Evaluasi Kualitas Pelayanan

dapat diukur dengan lima dimensi, yaitu:

a.   Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya

b.  Responsiveness (daya tanggap), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (reponsif) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas.

c.  Assurance (jaminan), yaitu penetahuan, keesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

d.      Emphaty (empati), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.

e.  Tangibles (bukti fisik), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemapuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.

Kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama menurut (Tjiptono, 1997) yaitu :

a.  Technical quality, yaitu yang berkaitan dengan kualitas output jasa yang diterima pelanggan. Menurut Parasunarma, technical quality dapat diperinci menjadi:

1)  Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum membeli, contohnya adalah harga.

2)  Experience quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan setelah membeli atau menggunakan jasa, contohnya adalah ketepatan waktu, kecepatan lpelayanan, kerapihan hasil.

3)    Credence quality, yaitu kualitas yang sulit dievaluasi pelanggan meskipun telah menggunakan suatu jasa.

 

2.      Evaluasi Kepuasan Pelanggan

Setiap perusahaan yang memasarkan suatu produk berupa barang atau jasa selalu menginginkan konsumen atau pelanggan merasa puas terhadap jasa yang ditawarkan. Menurut Gasperz (1997) pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi standar kualitas tertentu dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performance perusahaan, sedangkan menurut Kotler (1997).

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahsa perusahaan yang menjalankan etika bisnisnya dengan baik dan ada juga yang tidak menjalankan etika bisnisnya sehingga banyak pelanggaran.

Beberapa factor yang menyebabkan pelanggaran etika bisnis diantaranya yaitu banyak competitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik,ingin produsen menambah pangsa pasar dan keinginan produsen menguasai pasar

 

B.    Saran

Dalam berbisnis sebaiknya harus memutuskan apa yang benar dan yang salah.Seorang pembisnis harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar kepada pelanggan,karyawan,investor dan masyarakat.Dan pemerintah harus membentuk badan pengawas untuk mengawsi dan memberikan hukuman kepada perusahaan yang melakukan pelanggaran etika bisnis

 

Tugas Besar Etika Profesi Mutiara Santi H 20101136

                                                                                                                                            ...